Jumat, 17 Juni 2011

Letakkan Hati dengan Benar


Cinta, adalah kata yang dipuja-puja oleh kebanyakan anak muda sekarang, hmmm…..(berarti aku  juga kena’ donk!!) J
Kahlil Gibran mengungkapkan dalam syairnya, “Bila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya meski jalan yang kalian tempuh terjal dan mendaki”.
“Wahai kematian, datanglah cepat kemari, hisap dan dekap tubuhku yang penuh cinta ini”, kalau yang ini kata William Shakespeare dalam Romeo and Juliet.
Ya kalau menurut aku sich,, cinta itu adalah sebuah perasaan senang, rasa sayang yang tidak tahu kapan datang dan perginya (halah) J
Pengertian tentang cinta itu saya ambil dari pengalaman pribadiku, pada waktu itu saya didelegasikan disuatu tempat. Ya sebut aja M (malu,,nyebutin yang sebenarnya) J.
Ditempat M itu saya ketemu beberapa temen cowok maupun cewek. Anehnya baru kenal aja semuanya ko’ langsung akrab (hadeh..), mereka menyapa satu sama lain tanpa ada rasa malu sedikit pun. Ya akupun ikut akrab juga (mosok malu sendirian) J
Pada waktu itu saya sempat bercakap-cakap yang namanya????? Sebut aja dech S (malu nyebutin nama yang sebenarnya) J, pada saat aku bicara dengan dia ada rasa yang gak tau dech, ko’ tiba-tiba enak aja kalau ngomong ma dia, seakan diriku terbang diatas awan dengan didampingi seorang bidadari (lebayyy bangets) J
Selama tiga hari ditempat M itu saya berusaha untuk selalu dekat dengannya, waktu makan saya pengen bersamanya, waktu istirahat saya pengen berbincang- bincang dengannya, poko’nya tiada hari di tempat M itu harus bersama dia dech, sayang semuanya gagal (hahaha,,,kasian dech)
Waktu teruslah berputar dan memaksa aku dan juga temen-temen aku disana untuk meninggalkan tempat yang penuh cerita tersebut yaitu tempat M (nama yang aneh, hhihihih), dalam perjalanan pulang dan penuh keyakinan dengan usaha aku, strategi yang sudah dilancarkan, aku pasti bisa memilikinya, si S itu (ko’ nama aneh terus yang disebutin ya???) J apalagi waktu di terminal dia naxain aku. Begini katanya:”kamu da dimana sekarang?”: ya aku jawab dengan penuh kebahagiaan:’’aku udah pulang”:. Dia merespon dengan nada yang kesal:”ko’ udah pulang sich?? Aku kan nunggu kamu disini!!” mendengar jawaban yang penuh cinta(menurut perasaan q sich) q berada diatas angin, dan mengira aku akan mudah mendapatkannya..
Hari demi hari aku lewati, menyapanya meski tak lagi bertemu, dengan segenap kata-kata mesra yang aku rangkai dengan hati tulus aku tuturkan padanya, kesabaran telah aku lewati untuk mendaki puncak yang aku inginkan, sayang… ada temenku yang ngotak ngatik hpku dan ngirim sms yang tidak-tidak sama dia (hancur dech semuanya). Pada posisi yang terdesak karena dia nanyain terus tentang perasaan aku itu, aku gak yakin kalau aku diterima disisinya. Soalnya kan masih baru kenal!!!!....
Nasib buruk memang menghantuiku, sesuatu yang tidak aku inginkan terjadi saat aku mengatakan cinta padanya, aku tembak dia dengan kata-kata yang penuh dengan perasaan cinta, karena menurut aku, kata adalah sihir!! J tapi sihir aku tak mempan ma dia (mungkin dia terlalu baik) J , dia menolak aku dengan mentah-mentah L
Saat itulah aku mengalami dekadensi diberbagai sektor (halah.. kayak industri aja!) J, hidupku terasa hampa, senyum tak lagi terpancar dari wajahku, pikiran aku terus melayang entah kemana, hu…..sialan!!. tapi aku sadar dari semuanya bahwa aku sekarang sedang kuliah, aku seharusnya tidak seperti ini, la wong aku kuliah bonek (bondo nekat) alias gak punya cukup modal, “kalau aku terus terpuruk dan bersedih bagaimana dengan perkuliahan aku”:pikirku.
Aku harus bangkit, aku harus menjadi the best of the best dan yang paling penting aku harus menjadi orang bermanfaat untuk orang lain (teringat nasehat guruku waktu masih MA), aku masih bisa tersenyum saat aku masih komunikasi (via hp) dengan dia, aku berusaha untuk tegar dihadapannya, dan masih sempat-sempatnya ngirimin kata-kata lagi (halah…itu kan memang hobi kamu!!) J.
Aku kirimin dia kata-kata terus, baik kata manja, bijak, lucu disetiap waktu (nyusun formasi PDKT) J. Sialnya nomernya dinonaktifkan (mungkin udah mual kali ya dengan kata-kataku!!) J, pupus sudah harapanku!!, mau minta nomernya ??? hus….malu!!!
Hal itu membuat Aku sedih untuk kedua kalinya ( halah.. pasti sedih kalau hobimu gak tersalurkan) J, beneran aku serius nich..!! hari-hariku merana dan melara, malahan waktu dosen nerangkan, pikiran aku buyar (mana bisa paham..!), sungguh aku mengalami keterpurukan yang luar biasa untuk sekian kalinya.
Pada suatu hari aku browsing di salah satu tempat warnet, ASCOMP (warnet favoritku) pada saat itu aku ingin cari bahan kuliah+menyusuri website-website, entah website miliknya siapa (maklum.. baru tahu yang namanya internet) J. Eh… gak tahunya aku nemuin artikel yang sangat menarik perhatianku. Judulnya “ketika cinta ini membunuhku’’ penulisnya kalau gak salah??? Hemm… pak romi satrio wahono!!, artikel itu membuat aku sadar  tentang cinta, dan juga telah menerangi hati yang kelam yang menimpa diriku. Ya aku ucapkan thank’s dech pak romi satrio wahono!!
Dalam artikel itu disebutkan bahwa letak kesedihan, keterpurukan dan kesendirian adalah karena kita salah menempatkan hati pada posisi yang tidak tepat alias salah besar!! (wah.. mulai serius nich!) J. Didalam Hati ada unsur keindahan, semagat dan kebahagian. Tiga hal ini kemungkinan  besar berbanding lurus dengan yang namanya cinta. Banyak dari kalangan muda mudi yang menempatkan penerimaan cinta sebagai puncak tertinggi dari kebahagian, semangat dan kebahagian, Oleh karena itu saat cinta kita bertepuk sebelah tangan ataupun putus cinta, kita akan mengalami kesedihan yang luar biasa, sengsara, menderita dan merana.
Menempatkan penerimaan cinta sebagai puncak tertinggi dari kebahagiaan kita merupakan kesalahan besar. Lantas Bagaimana kita menempatkan unsur-unsur hati kita dengan benar? Tempatkanlah unsur hati yaitu keindahan, kebahagiaan dan semangat kalau kita mampu bermanfaat untuk orang lain, mempunyai prestasi yang luar biasa baik di akademik maupun non - akademik, bisa melakukan sesuatu yang luar biasa yang masih belum dilakukan oleh orang lain.
Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah Cintailah Diri Sendiri Sebelum Mencintai Orang Lain. Mencintai diri sendiri bukan berarti makan banyak, tidur banyak, santai terus (hadeh kayak kebo dong!) J. Akan tetapi tanamkanlah dihati kita yang paling dalam:”saya harus bermanfaat untuk orang lain, saya harus berprestasi, saya harus menciptakan lapangan pekerjaan, saya harus jadi the best of the best”. Tentunya untuk mencapai semua itu kita harus bekerja keras bro/sis, mana mungkin kita mencapai puncak gunung kalau tidak mendaki?? Iya kan!!
Itulah sebagian isi dari artikelnya pak romi (idolaku) J yang membuat senyumku kembali pulang dari perjalanannya yang kelam, hatiku kini terang seterang sang purnama dikegelapan malam, hidupku berwarna layaknya sang pelangi yang menghiasi langit yang  putih meski sang bidadari tak lagi disisi (tuh.. kan gombal lagi) J. Sekali lagi terima kasih pak romi satrio wahono

Berusaha, berdoa dan bertawakkal

Syaiful Hasan Basri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar